JANGKAU.COM – Isu soal perempuan sama sekali tidak masuk dalam visi misi dan program yang diangkat ketiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Kabupaten Batubara 2024.
Ketiga paslon mulai nomor urut 1 Darwis-Oky Iqbal Frima, paslon nomor urut 2 Baharuddin Siagian-Syafrizal dan paslon nomor urut 3 Zahir-Aslam Rayuda semuanya masih ngesampingkan nasib perempuan.
Dengan segudang janji politik yang ditabur, mulai dari perbaikan dan peningkatan infrastruktur, ekonomi, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial dan lain-lain.
Tidak tercatat ada satu pasangan calon pun yang secara tegas dan spesifik mengangkat isu perempuan sebagai agenda dalam visi dan misinya.
Semua calon mengesampingkan peran penting perempuan atau kesetaraan gender. Padahal perempuan atau emak-emak sendiri kerap menjadi sasaran atau objek untuk meraup capaian elektoral, tidak jarang para calon Bupati memanfaatkan perkumpulan emak-emak seperti majelis ta’lim dan kelompok penerima manfaat bansos untuk mendapatkan simpati dari mereka.
Merespon tidak diakomodirnya isu perempuan, ketua Yayasan Perempuan Payung Bangsa (YPPB) Kartika Sari menyampaikan ada 161.235 suara perempuan yang memiliki hak pilih pada Pemilu Kepala Daerah Serentak 2024 di Batu Bara.
“Dengan 50% lebih pemilih dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) keseluruhan, maka perempuan adalah voter yang sangat potensial untuk digarap. Suara perempuan Batubara sangat menentukan arah politik di dalam ajang Pemilukada ini,” terang Kartika Sari dalam rilis yang diterima Jangkau.com, Selasa (08/10/2024).
Atas itu, Yayasan Perempuan Payung Bangsa (YPPB) yang bergerak di bidang advokasi dan edukasi Perempuan dan Anak menitipkan pesan dan harapan mewakili suara perempuan di Batubara.
“Harapannya, bupati terpilih dapat memasukan agenda prioritas perempuan dalam kebijakan-kabijakan nya,” ucapnya.
Menurutnya ada Isu-isu penting yang dapat diakumulasikan di publik seperti pendidikan bagi perempuan, akses pendidikan bagi perempuan belum merata terutama di daerah- daerah pesisir pantai
“Kedua, Kesehatan perempuan dan anak perempuan,terutama mereka yang menjadi korban kekerasan. Karena, yang membutuhkan perawatan kesehatan khusus adalah perempuan dengan segudang pengalaman biologisnya,” terangnya.
Ketiga, sambung Kartika, akses hukum dan keadilan bagi perempuan. Akhir-akhir ini banyak kasus kekerasan seksual dan kekerasan domestik terhadap perempuan yang intensitasnya semakin mengerikan sehingga penting adanya akses hukum gratis bagi perempuan.
“Keempat, akses terhadap pengembangan potensi perempuan, lapangan kerja, dan peningkatan keterampilan perempuan. Menjamin dunia kerja yang adil dan lebih ramah terhadap pengalaman perempuan,” sambungnya.
Kemudian kelima, program kepemimpinan perempuan untuk membuka ruang-ruang politik dan publik bagi perempuan,untuk memberikan kesempatan pada perempuan membangun ekosistem yang akan melahirkan pemimpin perempuan.
Terakhir, Kartika menyampaikan, untuk para perempuan, YPPB berpesan dan menyerukan kepada perempuan agar melek politik. Perempuan harus cerdas dalam memilih pemimpin dalam keberpihakannya terhadap golongan perempuan.
Sehingga emansipasi sebagai penilaian terhadap keikutsertaan perempuan dalam giat-giat pembangunan menjadi terwujud, bukan saja sebagai objek politik hukum, politik dan pembangunan juga menjadi subjek yang menentukan arah dan perjalanan bangsa.
“Sampai saat ini, belum ada calon kepala daerah yang mampu secara signifikan menggaet isu-isu perempuan dan anak secara spesifik sehingga program yang diluncurkan adalah program yang benar-benar mampu membuka ruang akses kesertaan perempuan, bukan saja sebagai objek, mengingat minimnya tokoh-tokoh perempuan di Batubara,” terangnya.
“Disinilah, YPPB lahir dan menjadi pioneer bagi penyuaraan perempuan dan anak di Kab. Batu Bara. Tak berlebihan kiranya, mengingat agenda Pilkada adalah agenda yang harusnya mampu menjembatani dan mengujudkan mimpi-mimpi perempuan di dalam pembangunan bangsa,” tutupnya.