Close Menu
Jangkau

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Pemprov Sumut Datangkan 50 Ton Cabai, Pengamat: Kebijakan Tepat Tekan Inflasi

    21 Oktober 2025

    Aksi Tunggal Pria Bertopeng di Gedung Inalum, Tuntut Pesangon Buruh

    16 Oktober 2025

    INALUM Dukung Semangat dan Potensi Generasi Muda Lewat Wondr Futsal Series 2025 Regional Medan

    15 Oktober 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • Pemprov Sumut Datangkan 50 Ton Cabai, Pengamat: Kebijakan Tepat Tekan Inflasi
    • Aksi Tunggal Pria Bertopeng di Gedung Inalum, Tuntut Pesangon Buruh
    • INALUM Dukung Semangat dan Potensi Generasi Muda Lewat Wondr Futsal Series 2025 Regional Medan
    • Soroti Hak Plasma PT. Socfindo, Anggota DPRD Batu Bara Sudarman : “Plasma Itu Kewajiban Hukum, Bukan Bantuan!”
    • INALUM Dukung Pertanian Berkelanjutan Lewat Penerapan Metode Tani Nusantara di Kuala Tanjung
    • KADES GUNUNG MONAKO GANDENG KANTOR HUKUM MEDAN GUNA WUJUDKAN TATA KELOLA DESA YANG TERTIB HUKUM
    • KADES SUMBER MAKMUR BERSUARA TENTANG PLASMA
    • INALUM Bersinergi dengan TNI dan Polri Gelar Program Sembako Murah bagi Warga Sekitar Perusahaan
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    JangkauJangkau
    • Beranda
    • Budaya
    • News
      • Sumut
      • Nasional
      • Dunia
      • Daerah
      • Politik
      • Olahraga
    • EduTaiment
      • Pendidikan
      • Kesehatan
      • Gaya Hidup
      • Teknologi
      • Agama
    • Umum
    • Cakap Cakap
    • Multimedia
    • Sejarah
    Jangkau
    Home ยป Pengakuan Warga Terpaksa Jual Ginjal demi Bertahan Hidup dari Kemiskinan
    Kesehatan

    Pengakuan Warga Terpaksa Jual Ginjal demi Bertahan Hidup dari Kemiskinan

    Jangkau.comBy Jangkau.com01 September 2024Tidak ada komentar4 Mins Read
    Ilustrasi ginjal. -Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
    Share
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp Copy Link
    JANGKAU.COM – Tiga tahun sejak militer Myanmar mengambil alih kekuasaan melalui kudeta, hampir setengah dari 54 juta penduduk di negara itu hidup di bawah garis kemiskinan. Angka tersebut bahkan meningkat dua kali lipat sejak 2017, menurut hasil penelitian dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Berbagai kelompok bersenjata melawan kendali junta, kekerasan menyebar di seluruh negeri. Ditambah lagi, investasi asing menurun, pengangguran meroket, dan biaya kebutuhan pokok meningkat pada tingkat yang tidak dapat dipenuhi oleh kebanyakan orang. Sementara para penjual miskin dan para pembeli relatif kaya, kedua belah pihak berada di pasar organ ilegal karena mereka berada dalam kesulitan yang mengerikan.

    “Menjual sebagian tubuh adalah keputusan yang sulit bagi semua orang. Tidak ada yang mau melakukannya,” kata April, 26 tahun, yang meminta untuk menggunakan nama samaran, tak lama setelah mengiklankan ginjalnya di Facebook pada bulan Februari, dikutip dari laporan eksklusif CNN.

    “Satu-satunya alasan saya melakukan ini adalah karena saya tidak punya pilihan lain,” lanjutnya.

    April mengatakan dia meninggalkan cita-citanya untuk menjadi perawat dan pindah ke ibu kota komersial Myanmar, Yangon, saat dia berusia 18 tahun untuk bekerja di pabrik garmen dan membantu menghidupi keluarganya.

    Namun, gaji bulanannya sebesar 100 USD atau sekitar 1,5 juta tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan biaya yang diperburuk oleh krisis politik dan tagihan medis yang terus menumpuk karena bibinya mengidap kanker.

    “Saya berusaha sekuat tenaga untuk bertahan hidup di tengah situasi yang penuh tantangan ini. Ada hari-hari ketika saya menangis. Ada hari-hari ketika saya tidak punya apa pun untuk dimakan ketika teman-teman saya tidak dapat membantu saya,” ungkapnya kepada CNN.

    Suatu malam, April menemukan sebuah grup di Facebook yang berisi orang-orang yang menawarkan ginjal mereka. Sebagian besar grup tersebut dibuat untuk pasien yang mengidap penyakit ginjal untuk berbagi pengobatan rumahan dan merekomendasikan dokter.

    Namun dalam beberapa tahun terakhir, postingan yang menawarkan untuk menjual organ tubuh menjadi semakin umum, menurut analisis CNN.

    April segera menulis postingannya sendiri: “Saya ingin mendonorkan ginjal saya. Golongan darah saya O. Saya butuh uang untuk bibi saya yang mengidap kanker dan perlu dioperasi. Saya berusia 26 tahun dan saya tidak minum alkohol. Kirimkan saya pesan langsung.”

    Selain April, Maung-maung (nama samaran) juga mengalami hal serupa. Dirinya termasuk salah satu warga yang putus asa menghadapi kemiskinan.

    “Pada saat itu, saya merasa hidup ini sangat keras. Tidak ada cara lain bagi saya untuk bertahan hidup selain merampok atau membunuh orang demi uang,” ujar Maung Maung, seperti diberitakan CNN pada Jumat (30/8).

    “Istri saya juga sama, dia tidak ingin hidup di dunia ini lagi. Tapi hanya demi putri kami, kami bertahan,” lanjutnya.

    Maung Maung awalnya kesulitan lantaran tidak mendapat pekerjaan usai dibebaskan oleh junta militer. Kondisi itu semakin berat karena keluarga Maung Maung terlilit utang selama dirinya masuk penjara.

    Merasa putus asa, ia akhirnya membuka Facebook dan menawarkan ginjalnya di media sosial tersebut. Pada Juli 2023, Maung Maung akhirnya terbang ke India untuk operasi transplantasi.

    Ginjalnya itu dibeli oleh pengusaha kaya keturunan China-Myanmar hingga 10 juta kyat Myanmar atau Rp73,9 juta. Jumlah itu dua kali lipat di atas pendapatan tahunan rata-rata di Myanmar.

    Di sisi lain, laporan investigasi CNN menemukan bahwa cara itu jamak dilakukan masyarakat miskin di Myanmar. Menjual organ tubuh dipilih sebagai jalan pintas yang diambil agar tidak terjebak dalam lingkaran kemiskinan.

    Mereka menawarkan organ tubuh kepada orang-orang kaya di Facebook. Transaksi itu kemudian dibantu agen untuk melakukan perjalanan ke India untuk transplantasi secara ilegal karena melanggar hukum di kedua negara.

    Bahkan, menurut laporan itu, terdapat tiga grup Facebook berbahasa Myanmar yang membahas jual beli organ. Transaksi itu pun melibatkan akun-akun yang diduga kuat sebagai penjual, pembeli, dan agen.

    Sementara itu, Meta selaku perusahaan yang menaungi Facebook mengatakan satu grup terkait transaksi itu sudah dihapus. Namun, perusahaan itu tidak memberikan penjelasan tambahan terkait tren di Myanmar tersebut.

     

    Post Views: 12
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Copy Link
    Jangkau.com
    • Website

    Platform media cyber berbudaya baik. Lahir dengan semangat baru menjunjung tinggi standar jurnalisme dalam peliputan.

    Related Posts

    Dapat Kejutan Manis, Kelas BPJS Peserta Mandiri di Batu Bara Turun Kasta Tanpa Permisi

    28 Agustus 2025

    RUSAK PARAH Klarifikasi Pemberitaan tentang Program UHC dan Kasus Yulia Khaira

    22 April 2025

    First Ever Pet Grooming Qualifications Launched in UK

    16 Januari 2021
    Leave A Reply Cancel Reply

    Jangan Lewatkan

    Noise-Cancelling Headphones For a Superb Music Experience

    15 Januari 2020

    Harry Potter: 10 Things Dursleys That Make No Sense

    15 Januari 2020

    Dubai-Based Yacht Company is Offering Socially-Distanced Luxury

    15 Januari 2020

    The Courier – a New Song with Benedict Cumberbatch

    14 Januari 2020

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Don't Miss
    Nasional

    Pemprov Sumut Datangkan 50 Ton Cabai, Pengamat: Kebijakan Tepat Tekan Inflasi

    By Jangkau.com21 Oktober 20250

    Jangkau.com: Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) mengambil langkah tegas untuk menekan laju inflasi di…

    Aksi Tunggal Pria Bertopeng di Gedung Inalum, Tuntut Pesangon Buruh

    16 Oktober 2025

    INALUM Dukung Semangat dan Potensi Generasi Muda Lewat Wondr Futsal Series 2025 Regional Medan

    15 Oktober 2025

    Soroti Hak Plasma PT. Socfindo, Anggota DPRD Batu Bara Sudarman : “Plasma Itu Kewajiban Hukum, Bukan Bantuan!”

    11 Oktober 2025
    About Us
    About Us

    Jangkau.com merupakan platform media siber independen berbudaya baik. Lahir dengan semangat baru menjunjung tinggi standar jurnalisme yang sesungguhnya dalam peliputan untuk disajikan kepada pembaca.

    Jangkau.com | Memimpin Budaya Baik

    Email : jkredaksi@gmail.com
    Contact : 082364888838

    Berita Lainnya

    Pemprov Sumut Datangkan 50 Ton Cabai, Pengamat: Kebijakan Tepat Tekan Inflasi

    21 Oktober 2025

    Aksi Tunggal Pria Bertopeng di Gedung Inalum, Tuntut Pesangon Buruh

    16 Oktober 2025

    INALUM Dukung Semangat dan Potensi Generasi Muda Lewat Wondr Futsal Series 2025 Regional Medan

    15 Oktober 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • REDAKSI
    • CONTACT
    • DISCLAIMER
    • Ciber Media Guidelines
    © 2025 Jangkau.com. By BisnisBatuBara

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.