JANGKAU.COM – Memasuki tahapan pilkada 2024 politisi “kutu loncat” menjamur di negeri Indonesia ini. Politisi yang berhajad nangguk jabatan publik, Kerap kali melakukan akrobat.
Manuver-manuver politiknya yang terlihat tidak setia terhadap proses kaderisasi kepartaian seakan mengqiyaskan ketidaksetiaan terhadap rakyat.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui laman resminya menjelaskan, istilah “Politisi Kutu Loncat” dipahami sebagai sebutan bagi para politikus maupun pejabat publik yang berpindah dari parpol satu ke parpol lainnya.
Kehadiran politisi “Kutu Loncat” menambah buruk proses kaderisasi kepartaian yang akan menjelma duri dalam daging. Para pelakunya seakan melupakan jasa partai yang mengantarkannya duduk di singgasana kekuasaan. Patron gerakan politik “Kutu Loncat” mendekat dengan partai yang sedang berkuasa, atau posisi diri yang mulai melemah.
Fenomena ini yang membuat rakyat terus bertanya, kenapa politisi ini begitu cepat lupa terhadap induk yang membesarkannya. Dan besar loyalitas dan ideologi politik para pelaku politikus kutu loncat.
Menarik fenomena ini dalam situasi Pilkada Batubara 2024, trend kutu loncat pun tampak menghiasi. Demi mempertahankan kekuasaan dan mematiskan diri dapat perahu maju di pilkada di periode selanjutnya.
Di Pilkada Batubara 2024. Mengemuka tindakan Oky Iqbal Frima menambah daftar panjang politikus yang menyerupai Kutu Loncat. Oky Iqbal Frima tercatat sebagai kader Partai Gerindra. Ia dihantarkan menjadi seorang DPRD Batutara hingga pada 2018 Gerindra menghantarkannya sebagai wakil Bupati Batubara 2018-2023.
Dengan dalih evaluasi kepartaian. Desember 2024 posisi Oky sebagai ketua Gerindra Batubara digantikan oleh Syafrizal. Saat itu menjelang pemilihan Legislatif, pertarungan Oky di legislatif lewat Gerindra akhirnya tumbang.
Tidak memiliki jabatan strategis di partai dan tak menduduki jabatan apa pun di kursi pemerintahan. Melihat arah pilkada yang sudah di depan mata, 10 maret 2024 Oky bagai kutu Loncat mengundurkan diri sebagai kader Partai yang telah membesarkannya beralih ke Partai berlambang pohon beringin yakni Partai Golkar.
Setelah loncat ke Golkar. Namanya yang mulai pudar di Batubara, Oky berambisi maju pilkada Walikota Tebing Tinggi, terlihat baliho-baliho atau banner membranding dirinya sebagai seorang yang layak memimpin kota Tebing Tinggi.
Ia bernanaver dengan mendaftarkan diri ke beberapa partai mengikuti uji kelayakan demi perahu berlayar sebagai Calon Walikota atau Calon wakil walikota Tebingtinggi Sumatera Utara. Praktek “Kutu Loncat” ala Oky Iqbal frima ternyata tidak membuahkan hasil, pimpinan partai di Kota lemang tersebut tak meliriknya sebagai orang yang layak untuk dicalonkan.
Meski mendapat kebuntuan di Kota Tebing Tinggi, Oky kembali melirik maju Pilkada Batubara, manuver politik digaskan demi mendapat kembali kekuasan. Tahapan pilkada menjelang pendaftaran, Ia balik badan berhajad maju. Bukan bersama Zahir, untuk sebuah kekuasaan kali ini berlayar mendampingi lawan politiknya pada pilkada 2018 lalu.
Sayub-sayub terdengar Oky mencocokan badan dengan beberapa tokoh di Batubara, hingga akhirbya ia kembali maju sebagai bakal calon wakil bupati Batubara bergandengan dengan Darwis.
Pasca melalang buana berkarakter “Politisi Kutu Loncat”. Rabu 28 aguatus 2024 berpasangan dengan Darwis, Ia resmi mendaftar ke Komisi Pemilhan Umum (KPU) sebagai bakal calon Bupati dan wakil bupati Batu Bara periode 2024 – 2029.
Dalam politik kekuasaan, seorang pemimpin peelu memiliki landasan yang kokoh guna menentukan sebuah arah, tidak terombang-ambing seakan tak mimiliki idiologi. Seorang yang tidak konsisten dengan prilaku diri tentu lemah dalam kememimpinan dan mudah dipengaruhi.