JANGKAU.COM – Ratusan siswa di SD Negeri 19 Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batubara melakukan aksi mogok belajar, dari 230 siswa hanya 39 siswa yang hadir bersekolah. Pemicunya lantaran fasilitas sekolah yang tak memadai hingga harus belajar di lantai.
Ketua Komite Sekolah, Burhanuddin menyampaikan kondisi yang memprihatinkan di sekolah yang berlokasi di Desa Sumber Padi tersebut sudah lama berlangsung dan telah dilaporkan kepada Dinas Pendidikan setempat. Namun, belum ada perbaikan.
“Kami sudah laporkan, tapi belum ada tindakan. Yang lebih parah, komite sekolah tidak pernah dilibatkan dalam pengelolaan dana BOS,” ujar Burhanudin, Senin (9/9/2024).
Seorang wali siswa bernama Rispan mengungkapkan, selain kondisi fasilitas yang tak memadai, masalah pungutan liar juga menjadi persoalan.
“Kami diminta membayar Rp 300 ribu untuk tamasya, tapi kegiatannya batal dan uang hanya dikembalikan setengah. Selain itu, setiap siswa yang menerima dana Program Indonesia Pintar (PIP) juga dipungut Rp 50 ribu,” ucap Rispan.
BACA JUGA: DUKUNGAN GEMKARA ke B SIAGIAN-SYAFRIZAL DISEBUT ABAL-ABAL
Atas peristiwa yang menciderai pendidikan itu, ara orang tua menuntut kepala sekolah dicopot dari jabatannya, dan mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Batu Bara.
“Kami juga mempertimbangkan untuk memindahkan anak-anak kami ke sekolah lain yang lebih layak jika tuntutan tidak segera dipenuhi,” ucap Rispan.
Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara diharapkan segera menindaklanjuti laporan ini guna menghindari kerusakan lebih lanjut pada kualitas pendidikan di daerah tersebut.