Jangkau.com – Batu Bara: Koperasi Desa Merah Putih (KDKMP) Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Limapuluh Pesisir, Kabupaten Batubara, diduga tengah mengalami disharmonis internal. Sang Ketua KDKMP, Welas Harmono, menuding ada upaya dari Pj Kepala Desa dan jajaran pengurus lain untuk mendongkel (menggulingkan) dirinya dari jabatan.
Padahal, KDKMP Lubuk Cuik diketahui merupakan satu-satunya koperasi percontohan di tingkat Kabupaten Batubara.
Kepada wartawan, Senin (27/10), Welas Harmono menjelaskan bahwa dalam beberapa hal, pengurus lain dan Pj Kades MY Daulay telah meninggalkan dirinya dalam upaya memajukan koperasi.
“Puncaknya pada Jum’at (24/10) lalu, diadakan rapat tanpa ada kordinasi dengan saya sebagai ketua,” ungkap Welas.
Dalam rapat tersebut, Welas merasa disudutkan dan seolah-olah dicitrakan tidak loyal terhadap koperasi.
Konflik Dipicu Masalah Modal dan Pengelolaan
Welas membeberkan, konflik ini juga terkait dengan pengelolaan modal. Ia mengaku telah berupaya mengumpulkan modal bersama melalui perekrutan anggota. Meskipun awalnya disepakati, namun menurutnya hanya dirinya yang menyetor modal ke bendahara sebesar Rp 1,5 juta.
Welas merasa tidak adil jika dana tersebut tidak dicampurkan dengan dana donatur sebesar Rp 10 juta yang diisi oleh Bendahara, Sekretaris, dan Wakil Ketua Bidang Usaha.
“Namun bendahara tetap menolak dengan dalih modal mereka (dana donatur) belum balik. Sebenarnya kan bisa dibagi persentase dalam bagi hasilnya,” ujar Welas.
Selain itu, Welas juga menyoroti langkah sekretaris yang telah menyusun proposal pinjaman ke bank tanpa melibatkannya sebagai ketua.
Masalah lain adalah pengangkatan pengelola unit sembako. Welas mengaku usulannya sebelumnya ditolak oleh sekretaris dan bendahara, namun tiba-tiba sudah ada orang lain yang diangkat dengan alasan perintah dari Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Hakim.
Beda Visi Bisnis
Welas menegaskan bahwa dirinya ingin memajukan KDKMP dengan landasan bisnis yang kuat. Ia menyayangkan jika perbedaan visi ini dijadikan alasan untuk menudingnya tidak loyal.
“Saya mau memajukan KDMP ini dengan pertimbangan bisnis yang realistis, diperkuat dulu fundamental bisnisnya, kemudian dilakukan analisa, baru mengajukan pinjaman modal,” tegasnya.
Ia tidak setuju dengan langkah yang dianggapnya gegabah, seperti langsung meminjam uang bank untuk membeli peralatan atau kendaraan operasional yang prospeknya belum jelas.
“Kalau ini dijadikan alasan untuk menuding saya tidak loyal, akhirnya koperasi ini mau dibawa kemana,” sesal Welas. (redaksi)

